Tuesday, December 18, 2007

hamburg song

I don't wanna be adored
Don't wanna be first in line
Or make myself heard
I'd like to bring a little light
To shine a light on your life
To make you feel loved

No, don't wanna be the only one you know
I wanna be the place you call home

I lay myself down
To make it so, but you
don't want to know
I give much more
Than I'd ever ask for
Will you see me in the end
Or is it just a waste of time
Trying to be your friend

Just shine, shine, shine
Shine a little light
Shine a light on my life
Warm me up again
Fool, I wonder if you know
yourself at all
You know that it could be
so simple

I lay myself down
To make it so, but you
don't want to know
You take much more
Than I'd ever ask for
Say a word or two to
brighten my day

Do you think that you could
see your way
To lay yourself down
And make it so, but you don't want to know
You take much more
Than I'd ever ask for

Friday, December 14, 2007

How "Neurotic" Are You?


neurotic: abnormally sensitive, obsessive, or tense and anxious

Apa yang pertama kamu lakukan dalam sebuah kamar hotel yang akan kamu tempati selama beberapa hari atau bahkan minggu?
Bagaimana cara kamu mengatur kartu-kartu yang kamu punya?
Apa reaksi kamu terhadap orang yang tiduran di atas tempat tidur kamu dan masih menggunakan kaos kakinya?
Apa yang akan kamu lakukan terhadap sebuah dokumen penting yang terlipat di ujungnya?

Jawaban kamu terhadap pertanyaan-pertanyaan di atas menentukan seberapa "neurotic" kamu dalam berperilaku. Saya dan sekelompok teman seringkali membahas tingkah laku kami yang konon membuat kami disebut "neurotic" oleh orang lain.

Si A selalu mengeringkan kamar mandi tiap kali habis mandi, sampai kamar mandi itu kembali kering dan bersih seperti sebelumnya. Di dalam tas tangannya terdapat belasan kantong yang sudah dibagi per kebutuhan...untuk tempat kartu, tempat bon-bon, tempat uang, peralatan make-up and so on and so on...semuanya tertata dengan rapih. Di dalam kamar mandi rumahnya juga tersedia 3 jenis handuk...untuk muka, badan dan kaki, dengan warna yang berbeda dan diletakkan dalam lemari yang berbeda.

Si B membeli sapu, obat nyamuk, gelas, dan lap berbagai jenis ketika dia harus menginap di sebuah hotel selama 1 bulan. Dia juga paling benci kalo ada orang yang tiduran di atas kasur sebelum berganti baju. Semua barang harus diletakkan di tempatnya dan dikembalikan ke posisi seperti semula. Kalau naik kereta antar kota, dia harus mengganti celana jeansnya, pake jaket dan kaos kaki, baru bisa duduk dan tidur dengan tenang.

Saya harus menge-print kembali sebuah dokumen kalau saya menemukan ada lipatan kecil di ujung kertas atau tinta yang bleber. Saya akan ngomel panjang pendek kalau ada orang yang membuang barang selain rokok dan abunya ke dalam asbak. Saya selalu menggeser gelas yang tidak terletak di tengah tatakannya.

Untungnya kami belom separah Melvin Udall (Jack Nicholson) di "As Good As It Gets".
Kalo kamu?

Tuesday, December 11, 2007

It Takes Two To Tango

Sebuah berita di infotainment pagi ini mengingatkan saya pada salah satu kalimat yang sempat terlontar dari seorang teman. Menurut dia sebagai laki-laki, apabila seorang perempuan sampai hamil di luar nikah maka sebenarnya ada atau tidak adanya kejadian itu tergantung pada si perempuan. Hal ini diperkuat oleh seorang teman perempuan yang beropini bahwa kejadian ciuman ketika lagi mabuk berat antara seorang laki dan perempuan itu bisa terjadi apabila si perempuan membiarkan hal tersebut untuk terjadi.

Pertanyaan saya berikutnya adalah apakah memang makhluk yang namanya laki-laki itu tidak bisa berpikir dengan otaknya? Apakah selalu alat kelaminnya lebih mendominasi daripada hatinya? Apakah semua cowok jaman sekarang terlatih untuk memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan?
Atau sudah hampir tidak ada "so-called-gentlemen" di dunia ini? Masa sih?

Saya bukan seorang feminis...saya bukan perempuan yang menuntut persamaan hak dengan laki-laki di segala bidang. Saya adalah orang yang menikmati peran dan posisi saya sebagai manusia berjenis kelamin perempuan di dunia ini, dengan segala kelebihan dan fasilitas-fasilitasnya. Saya mengamati bahwa seringkali laki-laki merasa marah dan tersinggung apabila perempuan "melangkahi" laki-laki, terutama dalam masalah pengambilan keputusan dan kekuasaan. Seperti macan luka, egonya sebagai laki-laki langsung tergores. Tapi giliran urusan beginian?
Buat saya, bukanlah sebuah "priviledge" ketika laki-laki meletakkan posisi pemeran utama terhadap hal-hal di atas ke tangan perempuan semata-mata. Selalu butuh 2 orang untuk menjadikan sesuatu terjadi di antara laki dan perempuan...bukan cuma perempuan yang harus mengatur diri, laki-laki pun mampu menahan diri. Well, it always takes two to tango.