Thursday, November 6, 2008

Manage The Expectation


Dalam sebuah "kencan" dengan teman lama, sebuah pertanyaan dilontarkan kepada saya,
"Lo bisa sms sambil ngomong engga?"
"Bisa"
"Tapi elo engga berenti ngomong ama gue dan tetep nge-SMS?"
"Iya kalo di HP yang biasa (maksudnya bukan HP dengan keyboard qwerty)"
"Gue engga bisa loh"
"Oh iya, cowok emang engga ada yang bisa kayak gitu"

Pertanyaan itu terlontar berdasarkan sebuah alasan simple...dia sering diomelin ama cewek gara-gara engga bales SMS dengan alasan lagi meeting. Saya, setelah melewati beberapa pengalaman yang kurang lebih sama, sudah mulai bisa memahami bahwa spesies yang namanya laki-laki itu tidak bisa membagi pikirannya ketika sedang melakukan sebuah kegiatan a.k.a multitasking. Kalo lagi meeting ya meeting, kalo lagi nyetir ya nyetir, kalo lagi SMS ya SMS. Sementara perempuan (dan saya termasuk yang sering melakukannya) bisa nyetir, sambil dandan, sambil ngetik SMS, dalam satu waktu yang bersamaan. Setelah saya berhasil memahami itu, saya sudah mulai bisa menerima keadaan ketika seorang laki-laki baru membalas SMS saya berjam-jam kemudian, hanya karena dia sedang bersama orang lain. Ternyata cara berpikir ini bukan cuma menghemat energi berantem dan jengkel, tapi juga membuat hidup saya jadi lebih ringan. Teman saya bahkan sampai merengek, meminta saya menulis di blog dan memberitahukan kepada semua cewek di dunia tentang hal ini (hehehe).

Pada akhirnya, dua spesies yang namanya laki-laki dan perempuan itu memang berbeda...bukan cuma fisik, tapi sampai ke kebiasaan terkecil apalagi jalan berpikir. Masalah tidak akan pernah selesai apabila kita terus berharap suatu hari dia akan mau melakukan hal yang kita inginkan ataupun sesuai dengan keinginan kita.
Kesimpulannya, lakukan segala sesuatu untuk pasangan kita dengan niat untuk membahagiakan dia. Tanpa perlu berharap bahwa dia akan membalas dengan perlakuan yang sama manisnya, apalagi lebih.
Kedua, mengatur ekspektasi kita. Kalau teori teman saya..."choose one, take a deep breath and stay there". Karena tidak ada manusia yang sempurna sementara semua manusia menuntut kesempurnaan.

Kalau teori saya..."choose the right one, put a smile on your face and face it". Nampak sama, tapi sedikit beda menurut saya...yang terletak pada kerelaan dalam menjalankannya (kira-kira setuju engga man? hehehe)

No comments: